Musim Hujan
Angin yang berhembus tak tentu, titik air menjadi rintik, rintik semakin berisik, membasuh kaki-kaki kecil kami yang tak letih mencoba petualangan, tak jemu berteman, bahkan tak khianat walau selalu berdesakan, saling menendang, berebut, terluka, tergores, terkikis, menghantam pelipis kawan, tulang kering, tak jarang patah, lalu rehab setahun, tapi karena tak tahan tertinggal kawan, ajaib, lima bulan saja kita jadi sembuh, esok-esok kita sudah mengejar ayam yang kewalahan mengatur anaknya (ah seperti bebek saja, tunggu, sejak kapan induk ayam mengatur anaknya) agar berteduh dari gemuruh badai. Kita tersenyum, kawan-kawan kita tersenyum, langit yang tak ubahnya mendung kelam, awan yang tak damai dengan angin, matahari yang besembunyi tak tahan, musim hujan puncak itu malah kita damaikan dengan senyum simpul manis kita yang lugu. Harapan, impian, cita-cita, perhatian, takut, dilarang, taat, gembira, sedih, senang, tertawa, membuat yang lain tertawa dengan menertawakan hal yang tak lucu,...